Karakteristik
Bahasa Jepang
Pada bagian ini berisi mengenai
karakteristik atau ciri-ciri umum bahasa Jepang.
Pemahaman mengenai hal tersebut sangat diperlukan bagi anda yang baru pertama
kali belajar Bahasa Jepang. Berikut adalah karakteristik umum Bahasa Jepang
Lafal / Ucapan Bahasa Jepang
Bunyi atau lafal
Bahasa Jepang sangat mudah sekali diucapkan. Bahasa Jepang mempunyai 5
huruf vocal yaitu, A, I, U, E, dan O. Huruf-huruf vocal tersebut diucapkan
dengan jelas, sama pengucaannya seperti dalam bahasa Indonesia. Jepang tidak
mempunyai huruf konsonan yang dapat berdiri sendiri (pengecualian huruf “n”).
Setiap huruf jepang (selain huruf vocal yang dapat sendiri) merupakan gabungan
dari huruf konsonan-vokal, seperti ka, ki, ku, ke, ko dll.
• Huruf
“u” di belakang kalimat tidak perlu dilafalkan.
Contoh: "Desu" dibaca "des" " Masu dibaca "mas" |
• Huruf
“n” mempunyai beberapa pengucapan, yaitu “n”, “ng” dan “m”.
Contoh: "konnichi wa” dibaca “konnichi wa”. “sumimasen” dibaca “sumimaseng”. “konban wa” dibaca “kombang wa”. |
•
Hati-hati dengan bunyi panjang!!! Bunyi panjang dalam bahasa Jepang dapat merubah arti.
Contoh: Ojisan (paman) → Ojiisan (kakek) Obasan (bibi) → Obaasan (nenek) |
Susunan Kalimat
Susunan kalimat bahasa Jepang berbeda dengan bahasa Indonesia maupun
Inggris. Kalau di Bahasa Indonesia atau Inggris kita mengikuti pola Subjek – Predikat – Objek, maka Bahasa Jepang
mengikuti pola Subjek – Objek – Predikat.
Perhatikan contoh di bawah ini.
Susunan Kalimat Bahasa
Inggis
Subjek
|
Predikat
|
Objek
|
I
Saya |
Learn
belajar |
Japanese
bahasa jepang |
Susunan Kalimat Bahasa
Jepang
Subjek
|
Objek
|
Predikat
|
Watashi wa
Saya |
nihongo o
bahasa Jepang |
benkyoo shimasu
belajar |
Agak
rumit memang apabila kita memperhatikan contoh diatas, namun jangan khawatir,
semuannya hanya masalah waktu. Anda akan terbiasa dengan pola kalimat seperti
itu. Bahasa Jepang tidak sesulit yang anda bayangkan!!!
Partikel
Partikel atau kata Bantu merupakan bagian yang sangat penting dalam
pembentukan kalimat bahasa Jepang. Fungsi dari
partikel adalah sebagai konektor atau penghubung kata satu dengan kata lainnya.
Banyak dari partikel yang tidak ada
padananya dalam bahasa Indonesia, sehingga agak sedikit merepotkan bagi orang
yang baru belajar bahasa Jepang. Contoh partikel bahasa Jepang yaitu, partikel
“wa” dan “o”.
Partikel "wa" tidak mempunyai arti, namun berfungsi sebagai penanda subjek. Maksudnya adalah kata sebelum
partikel wa adalah subjek dari kalimat tersebut.
Contoh:
Subjek
|
Partikel
|
Predikat
|
Copula
|
Watashi
Saya |
wa
(Tidak ada arti) |
Arif
Arif |
desu
(tidak ada arti) |
Note: Desu pada kalimat di atas digunakan sebagai penanda berakhirnya satu kalimat dan menunjukan
kalimat yang sopan atau santun.
Sedangkan partikel o merupakan partikel penanda objek. Maksudnya adalah kata sebelum partikel "o" merupkan objek dari kata kerja.
Sedangkan partikel o merupakan partikel penanda objek. Maksudnya adalah kata sebelum partikel "o" merupkan objek dari kata kerja.
Tata Bahasa Jepang Secara Umum
• Verb atau kata kerja selalu
diletakan di belakang kalimat.
• Bahasa Jepang hanya mempunyai 2 tenses, yaitu bentuk sekarang, dan bentuk lampau.
• Kata Benda dan kata kerja tidak terpengaruh oleh gender dan jumlah.
• Subjek dalam bahasa Jepang sering kali dihilangkan apabila konteks kalimatnya sudah jelas.
• Setiap kata kerja dalam bahasa Jepang mengalami perubahan dan setiap perubahan tersebut akan menyebabkan perubahan baik artinya maupun tensesnya.
• Bahasa Jepang hanya mempunyai 2 tenses, yaitu bentuk sekarang, dan bentuk lampau.
• Kata Benda dan kata kerja tidak terpengaruh oleh gender dan jumlah.
• Subjek dalam bahasa Jepang sering kali dihilangkan apabila konteks kalimatnya sudah jelas.
• Setiap kata kerja dalam bahasa Jepang mengalami perubahan dan setiap perubahan tersebut akan menyebabkan perubahan baik artinya maupun tensesnya.
Sumber: http://www.freejapanese.org/media.php?module=detailmateri&id=15
Tidak ada komentar:
Posting Komentar